Rabu, 14 Februari 2018

Jalan Kebenaran Dan Hidup

"Akulah Jalan Kebenaran Dan Hidup, tak ada seorangpun akan sampai kepada Bapa kalau tidak melalui aku"

Pertanyaan: Siapakah aku?

Jawab : jalan kebenaran dan hidup.

Jadi agar kita bisa kepada Yang Kekal dalam kehidupan ini kita harus berada dalam jalan kebenaran. Jalan kebenaran ini dapat kita tempuh bila kita.. hidup.

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Sabtu, 16 September 2017

Karma

T:Apakah karma seseorang ditanggung oleh anak cucunya?
J:Ya.
T:Bukankah kesalahan seseorang harus ditanggungnya sendiri, seorang pencuri yang dipenjara yang mencuri bukan anaknya.

J:Adam dan hawa diusir dari sorga karena kesalahannya, yang menanggung kesalahannya ya Adam dan Hawa sendiri, tapi karena Adam dan Hawa diusir dari Sorga maka keturunannya juga lahirnya di dunia bukan disorga lagi. Jadi warga negara dunia.
Jadi kesalahan itu ditanggung pelaku, tapi akibatnya menurun ke anak cucu.
Seorang pencuri di penjara, bagaimana anaknya? Apakah ia bisa menikmati kasih sayang ayahnya jika ayahnya dipenjara? Apakah anaknya tidak dikenal sebagai anak pencuri?
Itu hanya gambaran sederhana bagaimana karma itu bisa menurun ke anak cucu.

Jumat, 08 September 2017

Takdir

Jika takdir itu ada, bukankah usahamu itu sia-sia belaka, sekuat apapun dirimu berusaha untuk mengubahnya kau tetap tak bisa melawan takdir.
Tapi jika takdir itu tidak ada maka apa yang perlu kau ubah? Bisakah mengubah apa yang tidak ada?

Kamis, 15 Desember 2016

Resonansi

Yang terjadi pada diri kamu adalah hasil manisfestasi resonansi pikiran yang di respon oleh semesta. Jika kamu dalam kondisi sedih, marah, benci, kecewa, sakit hati, curang, bohong, ingin mencelakai orang lain, merugikan orang lain, dll, maka tubuhmu akan memancarkan resonansi negatif, semesta meresponnya, dan akan diberikan lebih banyak lagi, bertubi-tubi.

Jika kamu dalam kondisi senang, bahagia, damai, adil, bijaksana, dll, maka tubuhmu akan memancarkan resonansi positif, semesta meresponnya, dan akan diberikan lebih banyak lagi, berlipat-lipat.
Jadi apabila hidupmu sering mendapati musibah/cobaan, cobalah koreksi resonansi yang selama ini kamu pendarkan kepada semesta. Begitu juga sebaliknya apabila hidupmu selalu dipenuhi dengan keberuntungan maka jagalah resonansi positif yang dipendarkan oleh tubuhmu itu.

Lalu, bagaimana jika tubuh kamu sudah terlanjur memendarkan resonansi negatif? Ingat, resonansi yang dipendarkan oleh tubuh itu sumbernya dari pikiran, jika pikiranmu buruk/jahat/licik maka akan menghasilkan resonansi negatif. Untuk mentralisir itu semua maka pikiranmu harus di "reset" ulang, misal dengan mengucapkan "aku memutuskan untuk menjadi pribadi yang lebih baik" , atau kalau mau menggunakan pendekatan agama, "semoga Tuhan mengampuniku" atau "astaghfirullah hal adzim..." dll, kalimat itu tidak sekedar di ucapkan tapi harus melibatkan perasaan, betul-betul merasuk di dalam hati sehingga terjadi perubahan pola pikir.

Rabu, 14 Desember 2016

Batara guru, Togog dan Semar

Beberapa tahun kemudian terjadilah perselisihan antara Batara Antaga dan Batara Ismaya. Mereka berdua sama-sama merasa berhak menjadi ahli waris Sanghyang Tunggal. Batara Antaga sebagai anak tertua merasa yang paling berhak naik takhta. Namun hal itu dibantah oleh Batara Ismaya yang mengetahui sejarah leluhur, bahwa Sanghyang Nurrasa dulu menunjuk Sanghyang Wenang sebagai ahli waris, padahal Sanghyang Darmajaka lebih tua.

Kedua kakak beradik itu lalu bertarung adu kesaktian. Namun keduanya sama-sama kuat sehingga sulit menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Akhirnya, mereka pun memanggil Batara Manikmaya untuk menjadi saksi dan memberikan penilaian yang adil terhadap persaingan tersebut.
Batara Manikmaya lalu mengusulkan supaya Batara Antaga dan Batara Ismaya menelan gunung ke dalam perut dan mengeluarkannya. Dengan cara ini dapat diketahui siapa yang lebih sakti dan siapa yang lebih pintar. Keduanya pun setuju.

Batara Antaga yang mula-mula memilih salah satu gunung di Pegunungan Himalaya, kemudian berusaha menelannya dalam sekali lahap. Setelah berusaha sekuat tenaga, gunung tersebut pun masuk ke dalam perut Batara Antaga, namun tidak bisa keluar. Karena tadi ia telah memaksakan diri melahap gunung, maka mulutnya kini menjadi robek dan lebar, matanya pun melotot besar, serta tubuhnya menjadi bulat dan gemuk.

Batara Ismaya maju dan memilih sebuah gunung yang lebih besar. Dengan sabar dan telaten ia memakan gunung itu perlahan-lahan hingga semua masuk ke dalam perutnya setelah beberapa hari. Namun ia juga tidak mampu mengeluarkannya. Karena tidak tidur selama berhari-hari, kini wujud Batara Ismaya menjadi berubah jelek, dengan mata sembab dan hidung ingusan. Selain itu, karena gunung yang ditelannya lebih besar daripada yang ditelan Batara Antaga, akibatnya tubuhnya pun menjadi lebih gemuk dan lebih bulat daripada sang kakak.

Sanghyang Padawenang datang dan sangat murka melihat ulah kedua putranya. Ia pun mengumumkan bahwa Batara Manikmaya adalah yang berhak mewarisi takhta Kahyangan Tengguru, sedangkan mereka berdua diperintah untuk pergi bertapa di alam Sunyaruri. Kelak jika saatnya tiba, Sanghyang Padawenang akan memberikan perintah kepada mereka supaya muncul ke alam nyata dan menjadi pengasuh keturunan Batara Manikmaya. Batara Antaga hendaknya menjadi pengasuh golongan raksasa, sedangkan Batara Ismaya menjadi pengasuh golongan manusia.

Batara Antaga dan Batara Ismaya mematuhi keputusan sang ayah, namun mereka tidak bisa menerima begitu saja kalau Batara Manikmaya langsung diangkat menjadi ahli waris Kahyangan Tengguru. Mereka meminta Batara Manikmaya harus bisa membuktikan kalau dirinya juga bisa menelan dan mengeluarkan gunung sesuai perlombaan yang telah ditetapkan tadi.
Batara Manikmaya setuju. Ia lalu memilih gunung paling indah di Himalaya, yaitu Gunung Kaelasa untuk dimasukkan ke dalam perut. Berbeda dengan kedua kakaknya, ia lebih dulu mengheningkan cipta dan mengubah gunung itu menjadi sangat kecil sehingga dapat dengan mudah ditelan dan dikeluarkan lagi. Setelah itu, gunung tersebut dikembalikan ke ukuran asli dan diletakkan ke tempat semula.

Batara Antaga dan Batara Ismaya mengakui kepandaian dan kesaktian Batara Manikmaya, dan mereka pun merelakan takhta Kahyangan Tengguru menjadi milik si adik bungsu. Namun Batara Ismaya mengeluhkan wujudnya yang telah berubah menjadi buruk rupa, sehingga mustahil ada wanita yang sudi menjadi istrinya. Padahal Sanghyang Padawenang dulu pernah meramalkan bahwa ia kelak akan memiliki sepuluh anak.
Sanghyang Padawenang menjawab bahwa urusan jodoh itu sudah diatur oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Jelek atau tampan bukanlah ukuran untuk mendapatkan jodoh. Usai berkata demikian ia lantas mendatangkan seorang wanita yang tidak lain adalah keponakannya sendiri, yaitu Dewi Senggani putri Sanghyang Hening. Wanita inilah yang ditakdirkan menjadi jodoh Batara Ismaya.

Melihat kedua kakaknya telah berubah menjadi buruk rupa, tiba-tiba timbul sifat sombong dalam diri Batara Manikmaya yang merasa paling tampan dibanding mereka berdua. Sanghyang Padawenang prihatin mendengar kesombongan itu. Ia pun meramalkan bahwa Batara Manikmaya kelak akan menerita empat jenis cacat, yaitu berkaki pincang, berleher belang, bertaring dua, dan berlengan empat.
Batara Manikmaya menyesali kesombongannya dan memohon ampun. Namun Sanghyang Padawenang mengatakan bahwa itu semua telah menjadi takdir Tuhan dan semoga menjadi pengingat agar Batara Manikmaya lebih berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan.

Singkat cerita, Batara Ismaya telah menikah dengan Dewi Senggani dan mendapatkan sepuluh anak, yaitu Batara Wungkuam, Batara Kuwera, Batara Siwah, Batara Wrehaspati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Yamadipati, Batara Temburu, Batara Kamajaya, dan Batari Darmanastiti. Setelah itu ia pun mohon pamit dan berangkat bersama Batara Antaga menuju ke alam Sunyaruri untuk mulai bertapa. Sejak saat itu Batara Antaga memakai nama Kyai Togog, sedangkan Batara Ismaya memakai nama Kyai Semar.

Setelah keberangkatan kedua putranya, Sanghyang Padawenang lalu menyerahkan takhta Kahyangan Tengguru dan segala pusaka warisan leluhur kepada Batara Manikmaya, sedangkan ia sendiri hidup menyepi dengan membangun kahyangan baru bernama Kahyangan Awang-Awang Kumitir. Batara Manikmaya kemudian menjadi raja para dewa dengan bergelar Batara Tengguru, atau disingkat Batara Guru.

Lahirnya batara antaga, batara ismaya dan batara manikmaya

Tersebutkah raja jin berwujud kepiting dari Kerajaan Telengsamodra, bernama Prabu Rekatatama. Ia memiliki seorang putri cantik bernama Dewi Rekatawati yang telah bermimpi menikah dengan seorang dewa bernama Sanghyang Tunggal. Demi untuk mewujudkan mimpi putrinya itu, Prabu Rekatatama pun berangkat mencari keberadaan Sanghyang Tunggal.

Prabu Rekatatama berhasil menemukan Sanghyang Tunggal yang bertapa di tepi pantai. Ia berusaha membangunkan calon menantunya itu namun tidak berhasil. Bahkan, daya perbawa Sanghyang Tunggal justru membuat Prabu Rekatatama terlempar dan jatuh pingsan.
Setelah sadar dari pingsan, Prabu Rekatatama kemudian mengheningkan cipta, mengerahkan kesaktiannya untuk membawa pergi Sanghyang Tunggal dengan cara gaib.

Sanghyang Tunggal terbangun dari tapa dan terkejut karena tahu-tahu dirinya sudah berada di dalam keraton bawah laut. Di hadapannya sudah ada seorang raja jin kepiting dan putri cantik, yang tidak lain adalah Prabu Rekatatama dan Dewi Rekatawati.
Prabu Rekatatama menyampaikan maksudnya untuk melamar Sanghyang Tunggal sebagai suami putrinya.

Singkat cerita, Dewi Rekatawati telah mengandung anak Sanghyang Tunggal. Ketika tiba waktunya, ternyata yang ia lahirkan adalah sebutir telur. Sanghyang Tunggal sangat marah dan membanting telur tersebut. Namun telur itu melesat terbang ke angkasa meninggalkan Kerajaan Telengsamodra. Sanghyang Tunggal semakin penasaran dan segera terbang pula untuk mengejarnya.
Telur ajaib itu melesat sampai ke Kahyangan Tengguru. Sanghyang Wenang terkejut dan berusaha menangkapnya. Namun telur aneh itu begitu gesit, dan baru bisa ditangkap setelah Sanghyang Wenang mengerahkan kesaktiannya.

Sanghyang Tunggal datang menghadap dan menceritakan bahwa telur tersebut adalah anaknya yang terlahir dari Dewi Rekatawati. Sanghyang Wenang paham isi hati putranya, maka ia pun mengheningkan cipta memohon supaya telur di tangannya itu bisa berubah menjadi anak.
Selesai bersamadi, Sanghyang Wenang lalu menyiram telur itu dengan air keabadian Tirtamarta Kamandanu.

Secara ajaib, cangkang telur pun terbuka dan berubah menjadi seorang laki-laki yang diberi nama Batara Antaga. Selanjutnya putih telur juga berubah menjadi seorang laki-laki yang diberi nama Batara Ismaya. Dan yang terakhir, kuning telur berubah menjadi laki-laki pula dan diberi nama Batara Manikmaya.

Sanghyang Wenang kemudian menyampaikan niatnya untuk menyerahkan takhta Kahyangan Tengguru kepada Sanghyang Tunggal beserta seluruh pusaka peninggalan leluhur. Sanghyang Tunggal tunduk dan patuh terhadap keputusan sang ayah. Maka, Sanghyang Wenang pun memberikan tambahan berbagai macam ilmu kesaktian, kemudian ia menitis, bersatu jiwa raga ke dalam diri Sanghyang Tunggal.
Sejak hari itu, Sanghyang Tunggal menjadi pemimpin Kahyangan Tengguru. Karena ia merasa ilmu pengetahuan dan wibawa sang ayah jauh lebih besar, maka ia pun mengganti nama menjadi Sanghyang Padawenang.

Manusia

Wahai manusia, kalian itu makhluk yang aneh.

Pertama, suka mencemaskan masa depan, sampai lupa hari ini.

Kedua, kalian hidup seolah olah tidak bakal mati.

Ketiga, kalian cepat bosan sebagai anak-anak dan terburu-buru ingin dewasa. Namun setelah dewasa rindu lagi jadi anak-anak suka bertengkar, ngambek, dan ribut karena soal-soal sepele.

Keempat, kalian rela kehilangan kesehatan demi mengejar uang, tetapi setelah itu harus kehilangan banyak uang untuk bisa mendapatkan kembali kesehatan itu.

Hal-hal begitu inilah yang membuat hidup kalian susah.

Inilah satu lagi keanehan kalian :
Suka dan mudah lupa pada nasihat yang
baik.

1. kalian harus sadar bahwa mengejar rejeki adalah sebuah kesalahan. Yang seharusnya kalian lakukan ialah menata diri agar kalian layak dikucuri rejeki. Jadi jangan mengejar rejeki, tetapi biarlah rejeki yang mengejar kalian.

2. Ingat : "Siapa" yang kalian miliki itu lebih berharga dari pada "apa" yang kalian punyai. Perbanyaklah teman, kurangi musuh.

3. Jangan bodoh dengan cemburu dan membandingkan yang dimiliki orang lain. Melainkan bersyukurlah dengan apa yang sudah kalian terima. Khususnya, kenalilah potensi yang kalian miliki lalu kembangkanlah itu sebaik-baiknya.

4. Orang yang disebut Kaya bukanlah dia yg berhasil mengumpulkan yang paling banyak, tetapi adalah dia yang paling "sedikit" memerlukan, sehingga masih sanggup memberi kepada sesamanya.