Kamis, 15 Desember 2016

Resonansi

Yang terjadi pada diri kamu adalah hasil manisfestasi resonansi pikiran yang di respon oleh semesta. Jika kamu dalam kondisi sedih, marah, benci, kecewa, sakit hati, curang, bohong, ingin mencelakai orang lain, merugikan orang lain, dll, maka tubuhmu akan memancarkan resonansi negatif, semesta meresponnya, dan akan diberikan lebih banyak lagi, bertubi-tubi.

Jika kamu dalam kondisi senang, bahagia, damai, adil, bijaksana, dll, maka tubuhmu akan memancarkan resonansi positif, semesta meresponnya, dan akan diberikan lebih banyak lagi, berlipat-lipat.
Jadi apabila hidupmu sering mendapati musibah/cobaan, cobalah koreksi resonansi yang selama ini kamu pendarkan kepada semesta. Begitu juga sebaliknya apabila hidupmu selalu dipenuhi dengan keberuntungan maka jagalah resonansi positif yang dipendarkan oleh tubuhmu itu.

Lalu, bagaimana jika tubuh kamu sudah terlanjur memendarkan resonansi negatif? Ingat, resonansi yang dipendarkan oleh tubuh itu sumbernya dari pikiran, jika pikiranmu buruk/jahat/licik maka akan menghasilkan resonansi negatif. Untuk mentralisir itu semua maka pikiranmu harus di "reset" ulang, misal dengan mengucapkan "aku memutuskan untuk menjadi pribadi yang lebih baik" , atau kalau mau menggunakan pendekatan agama, "semoga Tuhan mengampuniku" atau "astaghfirullah hal adzim..." dll, kalimat itu tidak sekedar di ucapkan tapi harus melibatkan perasaan, betul-betul merasuk di dalam hati sehingga terjadi perubahan pola pikir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar