Rabu, 01 April 2015

Rutinitas

Hidup itu bagaikan tinggal di dalam penjara. Hari datang dan pergi dalam rutinitas yang sama.
Ketika bel berbunyi, para sipir penjara mengetuk pintu sel dan tahanan harus bangun dan keluar. Setelah mandi ia mengantri makan pagi setelah itu mungkin ada tugas yang menanti, berkerja di ruang cuci atau beberapa jam di bengkel?

Rutinitas berjalan dalam rangkaian yang kejam dan semua itu tanpa tujuan.
Pada malam harinya, atau lebih cepat jika para petugas hanya memiliki sedikit pekerjaan, mereka dikunci dalam sel hanya untuk mengulangi rutinitas yang sama keesokan harinya.

Namun apa yang dicapai oleh seseorang yang melaluinya? Seorang tahanan tidak akan tumbuh berkembang atau mencapai sesuatu. Rutinitas hanyalah pengulangan yang monoton dan membosankan.

Dan banyak orang hidup dalam penjara terbuka. Mereka hidup sesuai dengan perintah rutinitas dan kebiasaan.
Tapi demi apa?

Aku berkata dalam hati
"TUHAN hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang"
karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka,sebagaimana yang satu mati, demikian pula yang lain. Kedua-duanya memiliki nafas yang sama, dan Kedua-duanya terjadi dari debu dan kembali menjadi debu.

Baiklah manusia bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah kebahagiaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar