Rabu, 01 April 2015

Mimpi

Pernah suatu kali dalam kegelapan hidupku, semua terasa hancur, tak ada yang bisa dilakukan, saat ketika semua usaha dan doa terasa sia- sia
Hancur. Tak ada yang dapat dilakukan.

Pada suatu malam, tiba-tiba aku berada disebuah taman, dan dihadapanku sesosok manusia yang duduk dengan wajahnya yang lembut, bukan, kewibawaannya bukan seperti raja yang harus diikuti perintahnya tetapi suatu pancaran kasih dan kewibawaan seorang sahabat tempat bertanya segala sesuatu.

"Apa yang harus aku lakukan? Semua masalah ini menghimpitku?"
Sebelum dia menjawab melintaslah seseorang yang tiba-tiba terjatuh tersungkur, ambruk tak bangun lagi. sesaat bayangan itu menghilang
Lalu katanya "lihatlah, orang itu telah minum anggur, anggur kemurkaan tanpa campuran, tapi kau, yang kau minum, anggurmu adalah anggur campuran, kau tak akan jatuh tergeletak"

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tak tahu lagi dengan semua ini"
Jawabnya dengan lembut "ikutlah aku"
"Caranya?"
"berpuasalah hari jumat, tidakkah kau mampu berpuasa denganku?"
"Jumat kapan? "Tanyaku
"Jumat ini, jumat ini, dan jumat ini" jawabnya sambil berlalu

Lalu sesosok manusia lainnya melintas, aku hanya tahu dia dari padang pasir.
Tetapi juga tak terasa asing bagiku.
"Mengapa kau masih disini? Tidakkah engkau mengikuti aku?" Sapanya.
"Kau, kau, mengapa kau membiarkan penyesatan, bukankah itu tanggung jawabmu? Tapi mengapa kau membiarkannya?" Tuduhku kepadanya.

"Apa yang bisa ku katakan padamu? Bukankah anak lelakikupun mereka bunuh? Tapi kau, ikutlah aku."
"Caranya?"
"berdoalah denganku hari jumat"
Termenung aku mendengar jawabnya.
"Maaf, aku tak bisa mengikutimu"
"Jalan ini hanya satu" jawabnya sambil tersenyum dan berlalu.

Lalu aku tiba-tiba terperangkap dalam kegelapan, tak ada arah, tak tahu mana atas, mana bawah semua gelap dan membingungkan.
Tiba-tiba berdirilah seorang pangeran di sampingku. Seorang remaja lelaki dengan rompi dan ikat kepala, wajahnya memancarkan sesuatu yang membuatku terpesona, perasaan cinta,kasih, sayang, dan segala macamnya tiba-tiba memancar dariku untuknya, dia, hanya dia.

"Mengapa kau tak menemuiku di ujung jalan ini?"
"A,aku akan segera menemuimu, aku akan berlari secepatnya sampai di ujung jalan" jawabku dengan tergagap.
"Kau akan mencariku? Tidak sekarang, ikutlah aku"
"Kemana?"
"Kedunia manusia, carilah aku disana"

Dan aku terbangun dengan air mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar